NILAI-NILAI PENGAJARAN ALLAH DARI KISAH HIDUP GIDEON
DOI:
https://doi.org/10.62240/msj.v6i1.49Keywords:
Gideon, Hakim-Hakim 6-8, nilai-nilai pengajaran AllahAbstract
Kitab Hakim-Hakim ditulis secara aktual yang menggambarkan masa gelap bangsa Israel bahkan pemimpin-pemimpinnya. Hanya sebagian kecil, cerita positif yang bisa diangkat dari kisah hidup para hakim. Namun, apakah tidak ada nilai-nilai pengajaran Allah dalam kisah Hakim-Hakim? Misalnya, kisah hidup Gideon. Sebagian penafsir beranggapan Gideon tidak cocok dicontoh sebagai pemimpin rohani karena tidak tampak kewibawaan atau karismanya sebagai seorang pemimpin rohani. Banyak yang beranggapan bahwa Gideon hanyalah seorang peragu dan penakut (Hak. 6-8). Negosiasinya dengan Allah berulang kali menandakan dirinya memang kurang percaya diri atau bahkan dapat dikatakan kurang mempercayai kuasa Allah. Melalui artikel ini, peneliti tertarik membahas kisah hidup Gideon khususnya dalam hal menemukan nilai-nilai pengajaran Allah melalui diri Gideon. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan hermeneutika. Instrumen dalam penelitian ini adalah buku-buku, artikel dan dokumen lain yang sesuai dengan topik pembahasan. Dari hasil ulasan kisah Gidoen dalam Hakim-Hakim 6-8, peneliti menemukan beberapa nilai pengajaran Allah melalui diri Gideon yang dapat dipelajari dan dijadikan pedoman nilai hidup kristiani masa kini yakni: penyembahan Gideon kepada Allah, ketaatan Gideon kepada Allah dan ketergantungan Gideon kepada Allah.




